Review Artikel "Problematika Pembelajaran Bahasa Arab" Nandang sarip Hidayat
PENDAHULUAN
Judul :
Problematika Pembelajaran Bahasa Arab

Penulis :
Hidayat
Nama Jurnal : Jurnal Pemikiran Islam
Volume,
Nomor dan Tahun : Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
Halaman : 16
ISSN
Online/Offline : Online ISSN 2407-1706 | Print ISSN 0853-1661
Website :
http://ejournal.uin-suska.ac.id
KAJIAN LINGUISTIK, NON LINGUISTIK, SOSIO-KULTURAL TERHADAP PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Fauzi Hidayatulloh
NIM: B0520025 /
Prodi: Sastra Arab
ISI
Alasan pemilihan artikel ini adalah karena
keresahan ketika menjadi pembelajar bahasa arab yang tak mudah untuk melewati
masa-masa tersebut. Kurang lebih sudah tiga semester saya menjalani perkuliahan
di Sastra Arab, akan tetapi tidak banyak yang bisa saya dapatkan. Tentu ada
beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam keberjalanan proses
belajar-mengajar. Diantaranya karena sebagian mahasiswa, bahkan hampir mencapai
60% yang memasuki prodi Sastra Arab di UNS pada tahun 2020 lalu adalah lulusan
dari SMA yang tidak memiliki basic bahasa arab yang baik. Setelah beberapa
survey dari temen-temen, fakta yang saya dapatkan adalah mereka mahasiswa yang
memasuki Sastra Arab tanpa memiliki basic bahasa arab yang kuat, karena mereka
tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di pesantren, akan tetapi
beberapa dari mereka memiliki kesempatan belajar Al-Qur’an di berbagai
pergerakan atau dikomunitas yang ada. Sebagian yang lain mereka memiliki
kesempatan belajar di Ma’had Tahfidz.
Mereka ketika belajar Al-Qur’an tertarik
untuk mempelajari bahasa arab, sehingga diharapkan nanti paham terhadap bahasa
Al-Qur’an. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya mereka memilih
jalan pintas untuk belajar bahasa arab di universitas. Akan tetapi ini adalah
bukan sebuah solusi yang akan menjamin 100% bisa menjawab permasalahan
tersebut.
Asumsi saya memilih jurnal ini diharapkan
bisa menjawab permasalahan tersebut, tentu karena masalah tersebut masuk dalam kategori
problematika pembelajaran bahasa arab.
Artikel ini memiliki kemiripan dengan
artikel yang ditulis oleh Muhbib Abdul Wahab dalam
judulnya “Pembelajaran Bahasa Arab
Di Era Posmetode”.
Adapun pembahasan dalam artikel
tersebut meliputi : Problematika, Pembelajaran Bahasa Arab,
Linguistik, non Linguistik, Sosio-Kultural
a.
Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran tidak
terlepas dari dua peristiwa yaitu belajar dan mengajar, di mana keduanya
terdapat hubungan yang erat bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lainnya.
(1) Pengertian Belajar
Secara umum belajar
dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu
dengan lingkungan. Perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup
pengetahuan, pemahaman, keterampilan sikap dan sebagainya. Sedangkan pengertian
lain menyebutkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam
buku yang lain Oemar Hamalik menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses,
suatu usaha, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan yang bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami dan hasilnya bukan
suatu penguasaaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”. Lebih lanjut
Sardiman mengatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu juga akan
lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak
bersifat verbalistik. Perubahan perilaku
dalam proses belajar adalah akibat dari
interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara
disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut:
·
Pertama. Kesiapan (readiness):
yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu, khususnya
kegiatan belajar mengajar.
·
Kedua. Motivasi: yaitu
dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
·
Ketiga. tujuan yang ingin
dicapai
Sedangkan belajar
bahasa Arab merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim. Fungsi bahasa Arab
dalam Islam tampak dalam kegiatan-kegiatan peribadatan seperti lafaz sholat,
adzan, iqomah dan lain-lain. Karena sifatnya yang ritual maka lafaz-lafaz
tersebut harus diucapkan dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab.
(2) Pengertian Mengajar
Seiring dengan perkembangan zaman, definisi mengajar
dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini ada beberapa
definisi tentang mengajar yang dilontarkan oleh para ahli pendidikan, di
antaranya adalah: Menurut pandangan William H.Burton, dkk: “mengajar adalah
upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar”. Terkait dengan mengajar Sardiman juga
mengemukakan dalam bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
proses belajar”. Sama halnya dengan belajar, mengajarpun menurut Nana Sudjana
pada hakikatnya “mengajar adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan
dan mendorong siswa melakukan proses belajar”. Dari pendapat kedua ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu upaya atau usaha sadar yang
dilakukan oleh guru dengan merekayasa lingkungan belajar guna mencapai tujuan
yang telah dirumuskan. Sedangkan pengertian pengajaran menurut Sastra Widjaja,
pengajaran adalah “suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat berperilaku
tetap dimana usaha mengubah itu dilakukan secara terkendali”. Sedangkan Ahmad
Rohani menjelaskan bahwa pengajaran adalah “totalitas aktivitas belajar
mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, dari
evaluasi ini diteruskan dengan follow up”. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa
konsep pengajaran adalah upaya seorang guru secara menyeluruh dan terorganisir
dalam proses belajar mengajar mulai dari perencanaan hingga evaluasi untuk
mencapai perubahan tingkah laku peserta didik.
(3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran
Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah
yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama
lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi
belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat menentukan yaitu faktor guru
sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek
pembelajaran. Tanpa adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai
potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki tidak mungkin proses
interaksi belajar mengajar dikelas atau ditempat lain dapat berlangsung dengan
baik, Namun pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya
faktor media dan instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur
sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan
evaluasi, kurikulum, metode, dan strategi
b.
Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab dimulai dari
pertama kali pada abad ke – 17, ketika bahasa Arab mulai diajarkan di
Universitas Cambridge Inggris, sementara di Amerika serikat, perhatian terhadap
bahasa Arab dan pembelajarannya baru dimulai pada tahun 1947 di sekolah –
sekolah tentara Amerika. Di Mesir, banyak pusat pembelajaran bahasa Arab,
diawali dengan adanya proyek pengembangan bahasa Arab yang dilengkapi dengan
perencanaan dan pengembangan materi-materinya. Pembelajaran Bahasa Arab bagi
non Arab merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari, karena urgensi Bahasa
Arab bagi masyarakat dunia saat ini cukup tinggi baik bagi muslim ataupun non
muslim. Hal ini ditandai dengan banyaknya lembaga-lembaga pembelajaran bahasa
Arab diberbagai Negara antara lain: Lembaga Radio Mesir, Universitas Amerika di
Mesir, Institut Kajian Keislaman di Madrid Spanyol, Markaz Khurtum di Sudan,
LIPIA di Jakarta, Yayasan al-Khoir milik Emirat Arab yang tersebar di Indonesia
masing-masing di Surabaya, Bandung, Makasar, Malang, Solo, dan di pondok
Pesantren yang tersebar di Indonesia. Banyak alasan kenapa orang non Arab
mempelajari bahasa Arab, seperti dikemukakan oleh Rusydi Ahmad Thu’aimah antara
lain:
·
Motivasi Agama terutama Islam, karena kitab suci agama Islam berbahasa
Arab, tentunya untuk menggali kajian-kajian ilmu yang terdapat dalam al-Quran
atau kitab –kitab yang berbahasa Arab, terlebih dahulu harus paham bahasa Arab,
oleh sebab itu perlu dipelajari.
·
Orang non muslim akan merasa asing kalau berkunjung ke jazirah Arab yang
biasanya berkomunikasi dengan bahasa Arab baik Fusha atau ‘Amiyah.
·
Banyak karya Ulama-ulama Klasik yang berbahasa Arab diberbagai disiplin
ilmu, yang mempunyai kualitas ilmiah yang sangat tinggi.
c.
Problematika Linguistik
Problematika linguistik adalah kesulitan-kesulitan
yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh
karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing. Problema yang
datang dari pengajar adalah kurangnya profesionalisme dalam mengajar dan
keterbatasannya komponen-komponen yang akan terlaksannya proses pembelajaran
bahasa Arab baik dari segi tujuan, bahan pelajaran (materi), kegiatan belajar
mengajar, metode, alat, sumber pelajaran, dan alat evaluasi. Sedangkan
problematika yang muncul dari siswa dalam belajar bahasa Arab adalah pengalaman
dasar latar belakang sekolah, penguasaan mufradhat (pembendaharaan kata), dan
akibat faktor lingkungan keluarga akibatnya mereka mengalami kesulitan untuk
memahami bacaan-bacaan serta tidak mampu menguasai bahasa Arab secara
utuh baik dalam gramatika maupun komunikasinya
d.
Problematika Non Linguistik
Problematika Non Linguistik ini adalah probleblematika yang muncul
diluar zat bahasa itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari beberapa unsur,
diantaranya:
·
Guru / Pendidik yang kurang memiliki kompetensi sebagai pengajar Bahasa
Arab, baik kompetensi paedagogik, profesional, personal atau Sosial.
·
Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam pembelajaran bahasa
Arab, atau latar belakang peserta didik dalam pemahaman bahasa Arab.
·
Materi ajar yang kurang relevan lagi dengan kebutuhanyang ada bagi
peserta didik.
·
Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan mendukung dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
Sebagai sosio-kulturil bahasa Arab sudah tentu berbeda
dengan sosio-kulturil bangsa Indonesia. Hal ini menimbulkan problem pula
sehubungan dengan pembelajaran bahasa Arab. Karena akibat perbedaan
sosio-kulturil tersebut, maka antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia terdapat
perbedaan-perbedaan antara lain ungkapanungkapan, istilah-istilah ataupun
nama-nama benda. Problem yang mungkin timbul adalah ungkapan-ungkapan, istilah-istilah,
dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia tidak mudah dan
cepat dipahami pengertiannya oleh pelajar Indonesia yang belum mengenal
sedikitpun segi sosio-kulturil bahasa Arab. Untuk mengatasi problematika ini
perlu diusahakan penyusunan materi pelajaran bahasa Arab yang mengandung
hal-hal yang dapat memberikan gambaran sekitar sosio-kulturil bangsa Arab.
Tentu saja, materi tersebut harus berhubungan dengan praktek penggunaan bahasa
Arab. persoalan ini dianggap sangat penting, karena bagaimanapun wawasan dan
pengetahuan sekitar sosio-kultural jazirah Arab akan dapat mempercepat
pemahaman pelajar bahasa Arab tentang makna dan pengertian berbagai ungkapan,
istilah dan nama benda yang kas bagi bahasa Arab, secara umum, istilah tersebut
tidak memiliki persamaan dalam bahasa Indonesia, namun apabila telah mengenalnya
akan bias menempatkan dalam situasi yang tepat.
Kelemahan atau kekurangan artikel belum bisa membahas metode yang baik ketika ada mahasiswa
yang masuk jurusan sastra arab akan tetapi belum memiliki basic bahasa arab
yang baik.
Masukan atau rekomendasi sebagai
jawaban dari kekurangan artikel dicantumkan bagaimana ketika menghadapi
permasalahan mahasiswa yang belum memiliki basic bahasa arab yang baik.
Apresiasi dan keunggulan terhadap artikel
sangat direkomendasikan untuk membaca artikel ini, sehingga sedikit demi
sedikit kita tau sejauh mana problematika pembelajaran bahasa arab yang sedang
dihadapi, lalu kita bisa merumuskan solusi dari permasalahan tersebut.
Artikel ini ditujukan kepada tenaga pendidik baik guru, ustadz maupun
dosen yang mengampu pelajaran atau mata kuliah bahasa arab.
PENUTUP
Problematika pembelajaran Bahasa Arab adalah unsur-unsur yang menjadi
penghambat terlaksananya keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab, diantaranya
dari unsur Guru/Pendidik, Peserta didik, Materi Ajar dan Media / Sarana
Prasarana, serta sosiokultural yang bebeda antara Indonesia dan Arab, tentunya
mempunyai kondisi social yang berbeda yang kan menjadi problem dalam
pembelajaran bahasa Arab.
Komentar
Posting Komentar